Laman

Senin, 31 Oktober 2011

RUMAH JOGLO KINO NING PENI


Rumah Joglo Kino Ning Peni (KNP) berada di dekat komplek Villa Mulawarman, Jl. Mulawarman Selatan, Kramas, Tembalang, Semarang kira-kira berjarak 4 km dari Kampus Universitas Diponegoro Semarang.

Bangunan ini merupakan bekas bongkaran rumah joglo di daerah pedesaan Ponorogo, Jawa Timur. Bongkaran rumah joglo tersebut diboyong ke Semarang pada tahun 2001. Namun karena alasan belum siapnya lokasi mengingat lingkungannya merupakan tanah tegalan dan kebun yang ditumbuhi pepohonan liar, maka rumah joglo Kino Ning Peni baru siap dibangun pada tahun 2004.

Rumah joglo ini memiliki luas bangunan 10 X 10 meter persegi seperti layaknya bangunan rumah joglo tradisional Jawa yang selalu berbentuk bujur sangkar. Struktur bangunannya ditandai dengan kerangka utama bangunan yang terdiri dari empat tiang soko guru yang menyangga blandar balok tumpang sari sebanyak tujuh susun.

Bangunan ini, sudah dimodifikasi, sehingga bangunan depan tidak lagi terbuka melainkan sudah tertutup di batasi dengan dinding bata ekspose (batu bata tersusun menonjol, tanpa plester semen) yang dilengkapi dengan dua jendela di sisi depan, kiri dan kanan). Bangunan tertutup ini bisa difungsikan sebagai tempat pertemuan dengan menempatkan beberapa set kursi tamu. Di bagian sisi depan terdapat pintu dengan dua daun pintu (kupu tarung) yang berasal dari hasil modifikasi pintu rumah tua di pedesaan Jawa Timur. Sedangkan di bagian sisi belakang terdapat gebyok lama Jawa Timuran yang dengan ukiran yang minimal. Pada awalnya di bagian luar tidak memiliki ukiran, kemudian kini bagian ini juga diukir, sehingga keberadaan gebyok ini dapat juga dinikmati dari bagian belakang.


Pada bagian belakang Rumah joglo KNP terdapat selasar yang memiliki delapan tiang kayu masing-masing setinggi lima meter yang berasal dari bongkaran rumah di daerah Yogyakarta. Selasar ini terbuka dan dapat digunakan untuk duduk-duduk beristirahat. Selasar ini merupakan bagian yang menjadi satu dengan rumah joglo di depannya sebagai ruang terbuka melengkapi ruangan tertutup.

Minggu, 30 Oktober 2011

KOMPLEK RUMAH JOGLO KINO NING PENI






















Sebelum masuk ke komplek Rumah Joglo Kino Ning Peni terdapat gapura pintu gerbang yang di kiri dan kanan pintu masuk terdapat patung terakota Ganesha buatan Kasongan, Bantul Yogyakarta.
























Ketika pintu gerbang terbuka terdapat lorong jalan menuju ke Rumah Joglo Kino Ning Peni yang di kanan kiri lorong tersebut terdapat sentong, perpustakaan dan beberapa gazebo.























 
Gambar Sentong: merupakan bekas bongkaran rumah tradisional di pedesaan Jawa Tengah (Sentong Jawi)


Gambar Sentong kecil yang merupakan bekas lumbung padi di pedesaan Jawa Tengah (Bale Kenanga)
Sentong ini merupakan bilik panggung.

Komplek Rumah Joglo Kino Ning Peni (KNP) berdiri di lahan seluas kurang lebih 1.200 meter persegi yang sebelumnya adalah kawasan tegalan dengan pepohonan buah-buhan dan tanaman liar yang dimiliki oleh penduduk di kawasan tersebut. Pada tahun 1998 dimulailah pembangunan komplek Rumah Joglo yang ditandai dengan pembangunan pagar keliling dan gapura.

Pada tahun 2004, bongkaran rumah joglo yang berasal dari Ponorogo mulai didirikan yang kemudian diikuti dengan pembangunan beberapa gazebo yang berasal dari bongkaran bangunan kayu jati untuk lumbung padi kayu di daerah pedesaan, dilanjutkan dengan sentong yang dimodifikasi dengan dua kamar dan satu kamar mandi dan sentong kecil yang berasal dari bekas lumbung padi. Kemudian dikembangkan beberapa gazebo lainnya, perpustakaan dan selasar yang berada di bagian belakang Rumah Joglo. Pada tahun 2008, di sekitar Rumah Joglo KNP berdiri komplek perumahan Villa Mulawarman dan dua tahun kemudian berdiri komplek perumahan Citra Pesona Tembalang, sehingga kedua komplek baru ini kini mengelilingi Rumah Joglo KNP.

Di Komplek Rumah Joglo Kino Ning Peni terdapat barang-barang lama (antik) seperti sepeda ontel, radio listrik (radio tabung), gramaphon manual, pesawat telpon, mesin ketik, kendaraan dokar (delman) yang dahulu pernah beroperasi di daerah Kartosuro, Solo serta dilengkapi dengan meja kursi (mebel) kuno sehingga terlihat sebagai galeri barang-barang antik. Selanjutnya juga disediakan perpustakaan kecil dan perangkat gamelan untuk menunjang pelestarian kebudayaan Jawa. Barang-barang tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti Pedagang Barang-barang Antik, Pasar Seni Ancol, Jakarta dan Pasar Triwindu, Solo serta beberapa pasar klitikan di Jatinegara, Jakarta, pasar klitikan Pakuncen, Yogyakarta, dan pasar klitikan Notoharjo, Solo, toko barang antik di Kampung Madras (dahulu disebut kampung Keling) Medan dan juga hibah dari beberapa teman dan famili. Di masa mendatang selanjutnya, juga akan dikembangkan warung dengan makanan dan minuman tradisional pedesaan di Jawa dan fasilitas homestay bagi pengunjung yang berkehendak untuk beristirahat di tempat yang tenang sambil menekuni sejarah atau kebudayaan Jawa dengan membaca buku-buku tentang hal itu sambil mendengarkan musik gamelan.

Gazebo berbentuk segi enam dibuat dari sisa-sisa dinding kayu rumah joglo yang aslinya berasal dari bongkaran rumah joglo di daerah Ponorogo, Jawa Timur yang kemudian dibangun kembali menjadi Rumah Joglo Kino Ning Peni. Oleh karena Rumah Joglo Kino Ning Peni menggunakan dinding bata ekspose sehingga sebagian dinding kayu tidak diperlukan lagi. Di sebelah kanan dan kiri bagian depan dari gazebo ini terdapat patung tentara Tiongkok kuno yang merupakan kerajinan terakota dari Kasongan, Bantul, Yogyakarta.




Gazebo: dibuat dari bekas lumbung padi kecil ketika dalam keadaan kosong tanpa peralatan gamelan. Di samping kanan Gazebo nampak delman (dokar) lama yang pernah beroperasi di Kartosuro, Solo pada tahun 1960-an



Gamelan yang diletakkan di gazebo yang gambarnya ada di atas.
Di bagian belakang terdapat gebyok ukuran kecil sebagai penutup dinding bagian belakang gazebo.



Masyarakat di pedesaan jaman dahulu sedang memainkan gamelan.

  








Gazebo Seruni: Bekas tempat tidur kuno yang terdapat dirumah-rumah tua di pinggiran perkotaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.


























Perpustakaan dua lantai yang dibangun dengan menggunakan beberapa material ukiran gebyok rumah tradisional Jawa.

Di lantai satu tersimpan koleksi buku-buku sejarah kebudayaan dan tentang berbagai kerajinan kuno dari berbagai daerah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa. Di samping itu juga terdapat buku-buku tentang rumah-rumah tradisional di Myanmar, Thailand, dan China. Beberapa kerajinan kuno suku Batak, Dayak dan Jawa tersimpan di tempat ini. dan Lantai dua bangunan ini merupakan ruang baca.

Rumah di belakang Rumah Joglo Kino Ning Peni yang memiliki tiga kamar tidur dengan masing-masing memiliki kamar mandi di dalam. Di bagian depan(teras) rumah terdapat gebyok lama yang biasa terdapat pada bagian tengah rumah-rumah kuno di Jawa Tengah. Gebyok ini penuh dengan ukiran yang rumit seperti halnya dengan ukiran Jepara sekarang.